Penyu Hijau Penuh Parasit Ditemukan di Pangandaran
beritabumi – Seekor penyu hijau (Chelonia mydas) ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di pesisir Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Penyu tersebut ditemukan oleh warga setempat pada Rabu (15/10/2025) pagi dengan tubuh dipenuhi parasit laut dan luka di bagian karapas. Temuan ini langsung menjadi perhatian petugas konservasi dan pemerhati lingkungan setempat.
1. Kronologi Penemuan oleh Nelayan Lokal
Penyu tersebut pertama kali ditemukan oleh sekelompok nelayan yang tengah menarik jaring di sekitar perairan pantai barat Pangandaran. Saat mendekat, mereka melihat seekor penyu berukuran cukup besar berenang lambat di dekat perahu, dengan tempurung tertutup lumut dan hewan kecil mirip kerang.
Setelah berhasil dibawa ke darat, kondisi penyu diketahui lemah dan sulit bergerak. Warga kemudian melaporkan temuan itu kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat yang segera mengirim tim penyelamat ke lokasi.
Menurut salah satu nelayan, penyu tampak sudah lama berada di laut tanpa kemampuan berenang normal. “Banyak sekali parasit menempel di tubuhnya, bahkan di sekitar matanya,” ujar Arif, warga setempat yang ikut mengevakuasi hewan tersebut.
2. Kondisi Fisik dan Upaya Pertolongan Awal
Berdasarkan pemeriksaan awal, penyu tersebut berjenis kelamin betina dengan panjang tempurung sekitar 90 sentimeter dan berat lebih dari 70 kilogram. Tubuhnya dipenuhi teritip laut, kutu penyu, serta cacing laut kecil yang menempel di bagian kepala dan sirip.
Petugas BKSDA menyebut, kondisi ini menunjukkan penyu mengalami kelemahan fisik dan infeksi parasit berat akibat terlalu lama berada di perairan tercemar atau kekurangan makanan. Hewan itu kemudian dibawa ke Pusat Rehabilitasi Penyu Batu Hiu untuk menjalani perawatan intensif.
“Penyu ini mengalami dehidrasi dan anemia ringan. Kami sudah melakukan pembersihan awal dan pemberian cairan,” ujar dokter hewan yang menangani perawatan tersebut. Ia menambahkan, penyu diperkirakan butuh waktu beberapa minggu untuk pulih sebelum dilepaskan kembali ke laut.
3. Parasit dan Dampak Pencemaran Laut
Kondisi penyu penuh parasit ini dianggap sebagai indikasi memburuknya ekosistem laut di kawasan Pangandaran. Menurut ahli biologi laut dari Universitas Padjadjaran, tingginya tingkat pencemaran dan berkurangnya rumput laut menjadi penyebab utama melemahnya kesehatan penyu.
“Ketika laut tercemar oleh limbah plastik atau bahan kimia, populasi plankton dan tumbuhan laut menurun. Penyu kehilangan sumber makanan alaminya dan lebih mudah diserang parasit,” jelasnya.
Selain itu, suhu laut yang meningkat akibat perubahan iklim juga membuat organisme parasit lebih mudah berkembang. Penyu yang lemah dan kekurangan gizi menjadi inang ideal bagi parasit laut seperti teritip dan barnacle.
4. Respons BKSDA dan Ajakan untuk Edukasi Masyarakat
Pihak BKSDA Jawa Barat menyatakan bahwa penemuan penyu dalam kondisi seperti ini bukan yang pertama kalinya. Dalam tiga bulan terakhir, sudah ada empat kasus serupa di wilayah pantai selatan Jawa. Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan laut dan habitat penyu.
“Kami akan meningkatkan patroli dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan pesisir. Setiap warga yang menemukan penyu dalam kondisi lemah diharapkan segera melapor, bukan menangkap atau memperjualbelikannya,” ujar kepala BKSDA Wilayah Pangandaran.
Selain itu, sejumlah komunitas pecinta alam dan mahasiswa juga turun tangan membantu proses pembersihan pantai serta memantau kondisi penyu selama masa rehabilitasi.
5. Harapan untuk Konservasi Penyu di Indonesia
Penyu hijau merupakan salah satu spesies yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Hewan ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, terutama dengan mengontrol pertumbuhan rumput laut dan ubur-ubur.
Kasus penyu penuh parasit di Pangandaran menjadi pengingat bahwa ancaman terhadap satwa laut semakin nyata. Tanpa penanganan serius, populasi penyu bisa terus menurun akibat pencemaran, perburuan, dan perubahan iklim.
Pemerhati lingkungan menilai penting bagi pemerintah daerah untuk memperkuat kerja sama dengan lembaga konservasi internasional, memperluas kawasan suaka penyu, dan mendorong kesadaran publik melalui edukasi di sekolah-sekolah pesisir.
Kesimpulan
Penemuan penyu hijau penuh parasit di Pangandaran menjadi alarm penting bagi kondisi laut Indonesia. Selain menjadi tanggung jawab lembaga konservasi, perlindungan satwa laut juga membutuhkan peran aktif masyarakat. Dengan menjaga kebersihan pantai, mengurangi limbah plastik, dan tidak mengganggu satwa yang dilindungi, keseimbangan ekosistem laut dapat dipertahankan.
Kasus ini bukan sekadar kisah penyelamatan seekor penyu, melainkan cerminan nyata tentang bagaimana perubahan lingkungan dan ulah manusia berdampak langsung pada kehidupan laut yang rapuh.

