GUAR BUMI: Tradisi Syukur Petani Majalengka Menyambut Musim Tanam dan Menjaga Keseimbangan Alam
beritabumi.web.id Di tengah perubahan zaman dan derasnya modernisasi pertanian, masyarakat Majalengka masih menjaga satu tradisi sakral yang mengakar kuat dalam kehidupan mereka — GUAR BUMI atau sedekah bumi.
Tradisi ini bukan sekadar ritual, melainkan perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang telah diterima dari hasil panen, sekaligus doa untuk menyambut musim tanam yang baru.
GUAR BUMI hidup di hampir setiap desa di Kabupaten Majalengka.
Pelaksanaannya selalu disambut dengan antusias oleh petani, tokoh adat, hingga generasi muda.
Mereka berkumpul, berdoa bersama, dan menggelar tumpeng sebagai simbol persembahan syukur kepada Sang Pencipta dan penghormatan terhadap alam.
Makna Filosofis di Balik GUAR BUMI
Bagi masyarakat Majalengka, GUAR BUMI bukan hanya ritual budaya, melainkan bentuk kearifan lokal yang mengajarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
Tradisi ini mencerminkan pandangan hidup agraris yang menyatukan aspek spiritual, sosial, dan ekologis dalam satu kesatuan nilai.
Di balik upacara doa dan tumpeng, GUAR BUMI menyiratkan pesan mendalam: bahwa bumi adalah sumber kehidupan yang harus dijaga.
Air, tanah, dan hasil bumi bukan hanya untuk dieksploitasi, tetapi untuk disyukuri serta dilestarikan.
Itulah sebabnya, pelaksanaan GUAR BUMI selalu bertepatan dengan datangnya musim hujan — momen di mana para petani mulai menyiapkan lahan dan berharap pada keberkahan alam.
“GUAR BUMI adalah cara kami bersyukur dan berjanji untuk tidak merusak alam. Semua dimulai dari doa dan rasa terima kasih,” ujar salah satu tokoh adat di Desa Cikijing.
Ritual dan Prosesi Adat yang Sakral
Pelaksanaan GUAR BUMI umumnya dimulai sejak pagi.
Warga desa berkumpul di balai desa atau dekat sumber air yang dianggap suci, seperti mata air, bendungan kecil, atau sungai utama.
Tempat tersebut menjadi simbol pusat kehidupan bagi masyarakat tani Majalengka.
Acara dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama dan sesepuh adat.
Mereka memanjatkan harapan agar musim tanam berikutnya diberkahi hasil melimpah dan terhindar dari bencana seperti kekeringan atau hama.
Setelah itu, warga menggelar tumpeng dan hasil bumi seperti padi, sayur, buah, serta lauk pauk sebagai bentuk persembahan simbolik kepada alam.
Bagian yang paling ditunggu biasanya adalah kenduri bersama.
Semua warga duduk melingkar, menikmati makanan dari hasil bumi yang mereka bawa.
Momen ini melahirkan rasa kebersamaan yang kuat dan mempererat hubungan sosial di antara masyarakat desa.
“Dari tumpeng dan doa ini, kami belajar berbagi. Apa pun hasilnya, kami syukuri bersama,” ujar seorang petani dari Kecamatan Ligung.
Nilai Ekologis dan Kesadaran Air
Lebih dari sekadar upacara tradisi, GUAR BUMI juga memiliki makna ekologis yang dalam.
Masyarakat menyadari bahwa keberhasilan panen sangat bergantung pada ketersediaan air dan kondisi lingkungan yang lestari.
Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka menunjukkan bahwa sekitar 58 ribu hektare lahan pertanian di wilayah ini masih bergantung pada sistem irigasi teknis dan setengah teknis.
Saluran air ini dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS) dan memegang peran penting dalam menjaga keberlanjutan pertanian.
Dalam konteks ini, GUAR BUMI menjadi bentuk nyata dari kesadaran ekologis masyarakat Majalengka.
Melalui ritual tersebut, mereka mengingatkan diri sendiri untuk menjaga sumber daya air, membersihkan saluran irigasi, dan mencegah pencemaran lingkungan.
“Kami percaya, air adalah berkah yang tidak boleh disia-siakan. Jika air kotor atau kering, tanaman kami juga akan mati,” kata seorang petani senior dari Kecamatan Kadipaten.
Gotong Royong dan Ketahanan Pangan Lokal
Tradisi GUAR BUMI juga menjadi momentum penting untuk memperkuat gotong royong di kalangan warga desa.
Dalam prosesi persiapan, semua warga ikut terlibat — mulai dari menyiapkan tempat, memasak, hingga menghias area upacara.
Tidak ada batas antara petani kecil, tokoh desa, atau perangkat pemerintah; semua bersatu dalam semangat kebersamaan.
Ritual ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya ketahanan pangan lokal.
Kemandirian pangan tidak hanya bergantung pada teknologi atau mesin pertanian, tetapi juga pada harmoni antara manusia dan alam.
GUAR BUMI mengajarkan bahwa dengan menjaga hubungan baik dengan alam, masyarakat akan menuai hasil yang berkelanjutan.
Pemerintah daerah pun mulai melihat tradisi ini sebagai bagian dari potensi wisata budaya dan edukasi lingkungan.
Beberapa desa telah menjadikan GUAR BUMI sebagai agenda tahunan pariwisata budaya yang melibatkan wisatawan dan generasi muda.
Menjaga Warisan dan Identitas Lokal
Pelestarian GUAR BUMI bukan sekadar nostalgia budaya, tetapi juga upaya mempertahankan identitas masyarakat Majalengka.
Di tengah gempuran era digital dan perubahan gaya hidup, nilai-nilai luhur seperti syukur, gotong royong, dan kesadaran ekologis menjadi benteng penting dalam menjaga jati diri masyarakat agraris.
Pemerintah daerah bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majalengka telah mendorong agar tradisi ini terus diwariskan.
Sekolah-sekolah dan kelompok pemuda kini mulai dilibatkan agar generasi baru memahami filosofi GUAR BUMI, bukan sekadar menyaksikan upacaranya.
“GUAR BUMI bukan hanya warisan, tapi juga pengingat bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa alam,” tutur salah satu guru di Desa Rajagaluh.
Kesimpulan
GUAR BUMI menjadi bukti bahwa tradisi dan modernitas bisa berjalan beriringan.
Di Majalengka, doa dan kerja keras menyatu dalam satu ritual yang sarat makna: rasa syukur atas rezeki dan kesadaran menjaga bumi.
Melalui tradisi ini, masyarakat tidak hanya memohon panen melimpah, tetapi juga berjanji untuk merawat alam yang menjadi sumber kehidupan.
Dari ladang yang hijau hingga sungai yang mengalir, GUAR BUMI mengajarkan bahwa kesejahteraan sejati lahir dari rasa syukur, gotong royong, dan harmoni antara manusia dan alam.
Selama semangat itu terus hidup di hati petani Majalengka, bumi pun akan tetap memberi kehidupan yang berlimpah bagi generasi mendatang.

Cek Juga Artikel Dari Platform iklanjualbeli.info
