Gempa Bermagnitudo 3.7 Guncang Waibakul, NTT: BMKG Rilis Data Lengkap Lokasi dan Kedalaman
beritabumi.web.id Wilayah Waibakul di Nusa Tenggara Timur kembali mengalami aktivitas seismik. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya gempa bumi berkekuatan magnitudo 3.7 yang terjadi di kawasan tersebut. Meski tergolong kecil, guncangan tetap terasa oleh sebagian warga yang berada di sekitar pusat gempa, terutama mereka yang tinggal di area terbuka atau bangunan yang sensitif terhadap getaran.
Informasi mengenai peristiwa ini pertama kali dirilis BMKG melalui sistem pemantauan gempa yang mereka miliki. Laporan awal menyebutkan bahwa gempa tersebut berasal dari titik di sebelah timur laut Waibakul, di kedalaman dangkal. Kedalaman tersebut biasanya dapat membuat getaran terasa lebih jelas meski magnitudonya kecil.
Lokasi dan Parameter Gempa Menurut BMKG
Menurut hasil pemantauan perangkat seismograf BMKG, pusat gempa berada pada koordinat 9.04 Lintang Selatan dan 119.65 Bujur Timur. Titik ini terletak sekitar 64 kilometer di bagian timur laut Waibakul. Dengan kedalaman sumber gempa berada di sekitar 11 kilometer, gempa ini dikategorikan sebagai gempa dangkal.
Gempa dangkal biasanya disebabkan oleh pergerakan sesar lokal atau aktivitas patahan yang berada dekat dengan permukaan bumi. Di beberapa wilayah di NTT, kondisi geologi ini memang sering memicu gempa dengan kedalaman dangkal. Walaupun skalanya kecil, getaran yang dihasilkan sering kali cukup untuk dirasakan masyarakat.
BMKG menjelaskan bahwa informasi awal yang dirilis merupakan data cepat. Karena itu, hasil analisis dapat mengalami perubahan setelah dilakukan pemutakhiran data seiring bertambahnya jumlah sensor yang mengirimkan laporan.
Tidak Berpotensi Tsunami dan Tidak Menyebabkan Kerusakan Signifikan
BMKG memastikan bahwa gempa kali ini tidak memiliki potensi menimbulkan tsunami. Hal ini karena magnitudo gempa tergolong kecil dan pusat guncangan berada di daratan. Gempa dengan magnitudo di bawah 5,0 umumnya tidak cukup kuat untuk menghasilkan perubahan signifikan pada dasar laut yang dapat memicu tsunami.
Hingga informasi ini disampaikan, belum ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat peristiwa tersebut. Warga setempat sebagian besar hanya merasakan getaran singkat. Beberapa orang mengaku sempat terkejut karena getaran terasa cukup kuat pada detik pertama, namun tidak berlangsung lama sehingga tidak menimbulkan kepanikan.
Gempa jenis ini tergolong sering terjadi di wilayah NTT yang berada di zona seismik aktif. Karena itulah, masyarakat lokal sudah cukup terbiasa dengan aktivitas gempa kecil yang terjadi secara berkala.
Respon BMKG dan Prosedur Standar Setelah Gempa
Setelah mendeteksi aktivitas seismik, BMKG langsung menyampaikan informasi melalui platform digital, termasuk laman resmi, aplikasi, dan media sosial. Tujuannya agar masyarakat dapat mengetahui kondisi terkini secara cepat dan akurat. Informasi awal yang dirilis mencakup magnitudo, lokasi koordinat, jarak terhadap pemukiman, kedalaman, serta status keamanan gempa.
BMKG memberikan penjelasan bahwa data yang disampaikan merupakan hasil pemrosesan cepat. Pada tahap ini, beberapa informasi masih dapat berubah karena sistem terus menghimpun data dari berbagai sensor. Setelah pemutakhiran dilakukan, hasil akhir biasanya akan lebih stabil dan akurat.
Selain itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mempercayai informasi yang belum terverifikasi. Mereka meminta warga mengikuti panduan kesiapsiagaan gempa seperti menjauhi bangunan retak, menghindari tempat yang berpotensi longsor, dan mematikan sumber listrik jika guncangan cukup kuat.
Kondisi Seismik NTT dan Potensi Gempa Susulan
Secara geologis, Nusa Tenggara Timur berada di jalur cincin api (ring of fire) yang aktif secara tektonik. Wilayah ini sering mengalami gempa dengan skala kecil hingga sedang akibat aktivitas sesar lokal dan pertemuan lempeng Eurasia serta Indo-Australia. Karena itu, gempa berkekuatan rendah seperti magnitudo 3.7 ini menjadi bagian dari pola seismik rutin di NTT.
Walaupun begitu, BMKG belum melaporkan adanya gempa susulan setelah peristiwa tersebut. Biasanya, gempa kecil tidak menimbulkan rangkaian aktivitas susulan yang berbahaya. Namun masyarakat tetap diminta waspada apabila terjadi getaran tambahan, meski skalanya kecil.
BMKG juga mengingatkan bahwa kewaspadaan merupakan hal penting, terutama bagi warga yang tinggal di daerah yang rentan longsor atau berada di dekat lereng curam. Meski gempa kali ini tidak berbahaya, kesadaran mitigasi harus selalu dijaga.
Kesimpulan: Gempa Kecil yang Tetap Perlu Diwaspadai
Gempa bermagnitudo 3.7 yang mengguncang Waibakul ini tidak menyebabkan dampak serius, namun tetap menjadi pengingat bahwa wilayah NTT berada di kawasan rawan gempa. Data awal dari BMKG memberikan gambaran jelas mengenai lokasi, kedalaman, serta kekuatan gempa sehingga masyarakat dapat memahami situasi dengan benar.
Melalui informasi resmi dari BMKG, diharapkan masyarakat tetap tenang namun tetap sigap menghadapi kemungkinan gempa susulan. Aktivitas seismik kecil seperti ini bukan hal baru bagi NTT, tetapi edukasi dan kesiapsiagaan tetap menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko di masa depan.

Cek Juga Artikel Dari Platform carimobilindonesia.com
