Saham BUMI Diborong Habis-Habisan, Begini Analisis Terbarunya
beritabumi.web.id Pergerakan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menjadi sorotan pelaku pasar modal Indonesia.
Emiten tambang batu bara milik Grup Bakrie itu berhasil mencatat lonjakan harga signifikan dengan kenaikan mencapai puluhan persen dalam satu sesi perdagangan.
Penutupan perdagangan terbaru mencatat harga saham BUMI menembus level Rp 192 per lembar, setelah sempat menyentuh Rp 199 di sesi pertama.
Lonjakan ini membuat saham BUMI menjadi salah satu saham dengan kenaikan tertinggi di papan utama Bursa Efek Indonesia.
Volume perdagangan pun melonjak tajam. Tercatat lebih dari 18,5 miliar saham BUMI berpindah tangan dengan total nilai transaksi mencapai Rp 3,3 triliun.
Angka ini menjadikan BUMI sebagai salah satu emiten paling aktif secara nilai maupun frekuensi transaksi pada hari tersebut.
Aksi Beli Masif Dorong Harga Melesat
Data dari berbagai sekuritas menunjukkan terjadinya aksi beli besar-besaran pada saham BUMI.
Menurut catatan Stockbit Sekuritas, saham BUMI mencatat net buy Rp 653 miliar, tertinggi di antara saham-saham dengan pembelian bersih investor besar pada hari itu.
Investor tampak agresif mengoleksi saham BUMI di tengah tren kenaikan harga komoditas energi global.
Sebagian pelaku pasar menduga lonjakan ini merupakan kombinasi antara sentimen teknikal breakout, prospek laba bersih yang menguat, dan potensi dividen tahun depan yang menarik.
Analis pasar modal menilai volume transaksi yang sangat besar menandakan adanya akumulasi kuat dari investor institusi dan ritel.
“Ketika sebuah saham menembus level resistance dengan volume besar, itu sinyal momentum bullish yang kuat,” ujar seorang analis teknikal dari salah satu sekuritas domestik.
Analisis Teknikal: Breakout Kuat dari Resistance Historis
BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) dalam laporan teknikalnya menyebut bahwa BUMI sedang berada dalam tren kenaikan yang sangat kuat dan impulsif.
Kenaikan ini terjadi setelah saham berhasil breakout dari level resistance historis di 164, dengan volume perdagangan yang sangat tinggi.
Secara teknikal, pola kenaikan BUMI membentuk tren uptrend jangka menengah, dengan target terdekat di kisaran Rp 200–210, dan potensi jangka panjang di atas Rp 230 jika momentum bertahan.
Indikator Relative Strength Index (RSI) juga menunjukkan pergerakan di area overbought, menandakan momentum pembelian yang sangat kuat meski ada potensi koreksi jangka pendek.
Namun, analis juga mengingatkan investor agar berhati-hati terhadap potensi volatilitas harga.
“Lonjakan yang terlalu cepat bisa diikuti oleh aksi ambil untung. Tapi selama volume tinggi tetap berlanjut, tren naik masih terjaga,” tulis BRIDS dalam risetnya.
Faktor Fundamental: Harga Batu Bara dan Prospek Emiten
Selain faktor teknikal, sentimen positif juga datang dari kenaikan harga batu bara dunia.
Permintaan energi global yang meningkat akibat ketegangan geopolitik serta transisi energi yang belum seimbang mendorong harga komoditas ini tetap tinggi.
Sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di Indonesia, BUMI diuntungkan dari kenaikan harga jual batu bara (ASP).
Emiten ini tercatat memiliki portofolio produksi yang luas melalui anak usahanya, Kaltim Prima Coal (KPC) dan Arutmin Indonesia, yang menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan.
Dalam laporan keuangan terakhir, BUMI menunjukkan peningkatan pendapatan dan laba bersih yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Efisiensi biaya produksi serta manajemen utang yang lebih sehat menjadi faktor tambahan yang memperkuat kepercayaan investor.
Selain itu, perusahaan juga tengah melakukan sejumlah restrukturisasi bisnis untuk memperkuat fundamental jangka panjang.
Beberapa di antaranya termasuk ekspansi ke sektor energi terbarukan dan pengelolaan mineral strategis seperti nikel dan tembaga.
Sentimen Global dan Perilaku Investor Ritel
Kenaikan harga BUMI juga mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap sektor energi di tengah ketidakpastian global.
Banyak investor ritel memanfaatkan momentum ini untuk ikut serta dalam euforia pasar, terlebih saham BUMI dikenal memiliki harga nominal rendah namun volatilitas tinggi.
Pergerakan cepat ini sering menarik minat para trader jangka pendek untuk meraih keuntungan dari fluktuasi harga.
Namun bagi investor jangka panjang, faktor fundamental tetap menjadi acuan utama dalam menilai prospek saham.
Sejumlah analis menyarankan agar investor tidak hanya tergiur oleh kenaikan harga semata.
“BUMI adalah saham dengan potensi besar, tetapi juga memiliki risiko tinggi. Investor harus memperhatikan laporan keuangan dan arah kebijakan perusahaan,” ujar salah satu analis senior dari lembaga riset pasar.
Prediksi dan Strategi ke Depan
Ke depan, arah pergerakan saham BUMI diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh dua faktor utama: harga batu bara global dan volume transaksi di bursa.
Jika harga batu bara bertahan di level tinggi, maka potensi pendapatan perusahaan akan tetap solid.
Namun, jika terjadi penurunan tajam, harga saham BUMI bisa terkoreksi cukup dalam mengingat korelasi yang kuat antara laba dan harga komoditas.
Analis memperkirakan rentang pergerakan jangka pendek BUMI berada di area Rp 180–210, sementara jangka menengah bisa menembus Rp 230–250 jika sentimen positif terus berlanjut.
Investor disarankan untuk menerapkan strategi buy on weakness, yakni membeli ketika harga mengalami koreksi ringan dengan tetap memperhatikan indikator teknikal.
Sementara itu, pelaku pasar juga menantikan laporan keuangan kuartalan berikutnya sebagai acuan untuk menilai keberlanjutan tren positif perusahaan.
Jika laba bersih dan arus kas tetap kuat, bukan tidak mungkin BUMI kembali menjadi salah satu saham paling aktif dan diminati di Bursa Efek Indonesia.
Kesimpulan: Momentum Bullish Masih Terbuka Lebar
Kenaikan tajam saham BUMI menjadi sinyal kuat bahwa sektor energi, khususnya batu bara, masih diminati investor.
Dengan dukungan teknikal yang solid, volume transaksi tinggi, dan prospek fundamental yang membaik, peluang kenaikan lanjutan masih terbuka.
Namun demikian, volatilitas tinggi juga harus diwaspadai.
Bagi investor berpengalaman, momen seperti ini bisa menjadi peluang emas.
Tetapi bagi investor baru, penting untuk selalu memperhatikan manajemen risiko dan tidak terjebak euforia jangka pendek.
Saham BUMI kini kembali mencuri perhatian pasar modal Indonesia—sebuah bukti bahwa dalam dunia investasi, momentum dan persepsi bisa menggerakkan harga secepat berita menyebar.

Cek Juga Artikel Dari Platform radarjawa.web.id
