Pelajar Ikut Demo, Mendikdasmen Ingatkan Jangan Terprovokasi
beritabumi – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikdasmen), Nadiem Makarim, memberikan peringatan kepada pelajar yang ikut aksi demonstrasi. Ia menekankan pentingnya tetap tenang, tidak terprovokasi, dan mengutamakan keselamatan saat menyampaikan aspirasi.
Peringatan Mendikdasmen
Peringatan ini disampaikan dalam konferensi pers, menyusul adanya laporan beberapa pelajar yang ikut demonstrasi di berbagai kota. Mendikdasmen menekankan bahwa partisipasi pelajar dalam kegiatan sosial atau aspirasi politik harus dilakukan secara aman dan sesuai aturan hukum.
“Pelajar memiliki hak untuk belajar dan berpartisipasi secara positif. Namun, kami mengingatkan agar mereka tidak terprovokasi tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain,” ujar Nadiem, Selasa (27/8).
Konteks Keterlibatan Pelajar
Partisipasi pelajar dalam aksi sosial atau politik meningkat beberapa tahun terakhir, terutama melalui media sosial dan organisasi kepemudaan. Meskipun aspirasi sah, keterlibatan di jalanan perlu pendampingan orang tua dan guru agar tetap aman dan terarah.
Ahli pendidikan, Dr. Arief Santoso, menekankan bahwa pendidikan karakter sangat penting dalam membentuk pelajar yang kritis namun bertanggung jawab. “Pelajar harus tahu cara mengekspresikan pendapat tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain,” kata Dr. Arief.
Imbauan untuk Guru dan Orang Tua
Mendikdasmen juga mengimbau guru dan orang tua untuk:
- Memantau kegiatan pelajar – Memastikan mereka tetap aman saat menyuarakan aspirasi.
- Memberikan edukasi politik dan sosial – Mengajarkan cara menyampaikan pendapat secara efektif dan damai.
- Menjadi mediator – Membantu pelajar memahami risiko dan dampak dari tindakan mereka.
Menurut Mendikdasmen, pengawasan dan edukasi dari guru dan orang tua dapat meminimalkan risiko pelajar terlibat tindakan berbahaya atau terprovokasi oleh pihak tertentu.
Dampak Keterlibatan Pelajar
Keterlibatan pelajar dalam demonstrasi bisa membawa manfaat dan risiko. Manfaatnya antara lain:
- Meningkatkan kesadaran sosial – Pelajar belajar memahami isu masyarakat.
- Mengembangkan kepemimpinan dan komunikasi – Kemampuan berbicara dan berorganisasi terasah.
Namun, risiko yang mungkin muncul termasuk:
- Keselamatan diri terancam – Potensi bentrok atau kekerasan.
- Gangguan proses belajar – Kehadiran di sekolah dan fokus belajar bisa terganggu.
- Pengaruh negatif dari pihak tidak bertanggung jawab – Pelajar bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.
Seorang guru di Jakarta, Siti Nurhayati, menyatakan, “Kami mendorong pelajar berpartisipasi dalam kegiatan positif, tetapi selalu memberi pengertian tentang risiko dan cara bertindak aman.”
Langkah Pemerintah
Kementerian Pendidikan akan meningkatkan program literasi politik dan sosial di sekolah, termasuk diskusi terbuka, simulasi debat, dan kegiatan ekstrakurikuler. Tujuannya agar pelajar mampu menyalurkan aspirasi secara konstruktif, aman, dan bermanfaat.
“Pelajar harus menjadi agen perubahan yang cerdas dan bertanggung jawab, bukan hanya mengikuti arus atau terprovokasi,” tegas Mendikdasmen.
Kesimpulan
Mendikdasmen mengingatkan pelajar yang ikut demonstrasi untuk tetap tenang, tidak terprovokasi, dan menjaga keselamatan. Orang tua, guru, dan pihak sekolah berperan penting sebagai pengawas dan pembimbing. Keterlibatan pelajar dalam aspirasi sosial dan politik bisa positif jika disertai edukasi, pengawasan, dan kesadaran risiko. Program literasi politik di sekolah diharapkan menjadi solusi untuk membentuk pelajar kritis, bertanggung jawab, dan aman dalam mengekspresikan pendapat.

