Teguhkan Bela Negara, Kejati Sulsel Peringati HBN 2025
Upacara Hari Bela Negara Digelar Khidmat
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan menggelar upacara peringatan Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025 dengan penuh khidmat. Kegiatan tersebut berlangsung di Baruga Adhyaksa, Kantor Kejati Sulsel, Makassar, pada Jumat 19 Desember 2025.
Upacara ini diikuti oleh seluruh jajaran Kejati Sulsel. Hadir para pejabat struktural, pejabat fungsional, serta seluruh pegawai. Momentum ini menjadi ajang refleksi sekaligus penguatan nilai-nilai kebangsaan.
Peringatan Hari Bela Negara setiap tahunnya memiliki makna strategis. Tidak hanya sebagai seremonial, tetapi juga sebagai pengingat sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kajati Sulsel Bertindak sebagai Inspektur Upacara
Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Dr. Didik Farkhan Alisyahdi, bertindak langsung sebagai Inspektur Upacara. Ia memimpin jalannya upacara dengan penuh wibawa dan ketegasan.
Turut hadir Wakil Kepala Kejati Sulsel, Prihatin. Hadir pula para Asisten, Kepala Bagian Tata Usaha, para Koordinator, serta seluruh pegawai di lingkungan Kejati Sulsel.
Kehadiran pimpinan lengkap menunjukkan keseriusan institusi dalam memaknai Hari Bela Negara. Kejaksaan tidak hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga bagian dari elemen pertahanan nonmiliter negara.
Amanat Presiden Dibacakan Kajati Sulsel
Dalam upacara tersebut, Kajati Sulsel membacakan amanat tertulis Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Amanat ini menjadi pesan utama dalam peringatan Hari Bela Negara tahun 2025.
Presiden mengingatkan kembali sejarah lahirnya Hari Bela Negara. Momentum ini merujuk pada berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi pada tahun 1948.
Pembentukan PDRI menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia tidak pernah menyerah. Meski ibu kota jatuh akibat agresi militer, pemerintahan tetap berjalan demi menjaga eksistensi negara.
Tema HBN 2025: Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju
Presiden menetapkan tema Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025 yaitu “Teguhkan Bela Negara untuk Indonesia Maju.” Tema ini mencerminkan tantangan zaman yang semakin kompleks.
Bela negara tidak lagi dimaknai sebatas angkat senjata. Saat ini, bela negara hadir dalam bentuk kesiapsiagaan mental, profesionalisme, serta pengabdian sesuai peran masing-masing.
Kemajuan bangsa membutuhkan warga negara yang disiplin. Dibutuhkan pula integritas, ketangguhan, dan kepedulian sosial yang tinggi.
Ancaman Negara Kian Berubah dan Kompleks
Dalam amanatnya, Presiden menegaskan bahwa bentuk ancaman terhadap negara telah berubah. Ancaman tidak lagi hanya bersifat konvensional dan fisik.
Saat ini, bangsa Indonesia menghadapi perang siber. Disrupsi teknologi menjadi tantangan besar. Manipulasi informasi dan hoaks juga merusak persatuan bangsa.
Selain itu, rivalitas geopolitik global semakin tajam. Krisis energi dan pangan menjadi isu nyata. Bencana alam juga terus mengancam berbagai wilayah Indonesia.
Presiden menyebutkan kondisi bencana yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Situasi ini membutuhkan solidaritas nasional.
Peran Kejaksaan dalam Bela Negara
Presiden mengajak seluruh insan Adhyaksa untuk memaknai bela negara secara nyata. Kejaksaan memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas hukum dan keadilan.
Penegakan hukum yang adil adalah bentuk bela negara. Kepastian hukum mendukung pembangunan nasional. Kepercayaan publik tumbuh dari integritas aparat penegak hukum.
Kejaksaan juga berperan dalam menjaga ketahanan ekonomi. Pengawasan anggaran dan pemberantasan korupsi menjadi bagian penting dari bela negara.
Melalui tugas profesional, insan Adhyaksa ikut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bela Negara Dimulai dari Lingkungan Kerja
Kajati Sulsel menegaskan bahwa bela negara dapat dimulai dari hal sederhana. Disiplin kerja menjadi pondasi utama. Integritas harus dijaga setiap saat.
Pegawai Kejaksaan diharapkan melayani masyarakat dengan hati. Sikap humanis dan profesional menjadi cerminan nilai kebangsaan.
Bela negara juga tercermin dari kepedulian sosial. Membantu masyarakat terdampak bencana adalah wujud empati dan solidaritas.
Refleksi untuk Generasi Penegak Hukum
Hari Bela Negara menjadi refleksi bagi seluruh aparatur Kejaksaan. Tugas penegakan hukum harus dijalankan tanpa kompromi.
Generasi penegak hukum diharapkan adaptif terhadap perubahan. Tantangan digital menuntut peningkatan kapasitas dan literasi teknologi.
Nilai bela negara harus tertanam kuat. Kejaksaan tidak hanya bekerja untuk institusi, tetapi juga untuk masa depan bangsa.
Penutup: Komitmen Menuju Indonesia Maju
Upacara Hari Bela Negara ke-77 Tahun 2025 di Kejati Sulsel berlangsung tertib dan penuh makna. Kegiatan ini menegaskan kembali komitmen Kejaksaan dalam menjaga bangsa.
Bela negara bukan sekadar slogan. Ia hadir dalam setiap tugas, keputusan, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dengan semangat kebersamaan dan nasionalisme, Kejati Sulsel siap berkontribusi menuju Indonesia yang kuat, adil, dan maju.
Baca Juga : Komet Antar Bintang 3I/ATLAS Kian Bersinar, Warna Hijau Jadi Penanda Aktivitas Intens
Jangan Lewatkan Info Penting Dari : museros

