Gempa Bumi Magnitudo 4,4 Guncang Tarakan, Tak Berpotensi Tsunami
beritabumi.web.id Kota Tarakan di Kalimantan Utara sempat diguncang gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 4,4. Meskipun terasa cukup kuat oleh sebagian besar warga, BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Warga diminta untuk tetap waspada namun tidak panik.
Berdasarkan laporan dari Stasiun Meteorologi Juwata BMKG Tarakan, episenter gempa terletak di laut, sekitar sembilan kilometer di tenggara Tarakan, dengan kedalaman sekitar sepuluh kilometer. Berdasarkan hasil analisis, jenis gempa ini tergolong dangkal dan dipicu oleh aktivitas Sesar Tarakan, salah satu sesar aktif di wilayah Kalimantan Utara.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi, menegaskan bahwa hingga kini belum ada teknologi yang mampu memprediksi waktu gempa secara pasti. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya terhadap berita atau rumor yang tidak bersumber dari lembaga resmi.
Dampak dan Tingkat Getaran
Meski tidak menimbulkan tsunami, getaran gempa ini cukup kuat dirasakan masyarakat. Di Tarakan, intensitas getaran tercatat pada skala IV–V MMI (Modified Mercalli Intensity). Artinya, hampir semua penduduk merasakan getaran, beberapa benda di dalam rumah bergerak, dan barang pecah belah sempat jatuh.
Beberapa warga bahkan mengaku sempat berlari ke luar rumah karena panik dengan guncangan yang terjadi. Tiang listrik dan papan reklame di beberapa titik terlihat bergoyang, meskipun tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.
Sementara itu, di Tanjung Selor dan Tana Tidung, getaran berada di skala III–IV MMI. Pada skala ini, gempa dirasakan jelas di dalam rumah dan sebagian orang di luar bangunan juga bisa merasakan getarannya. Beberapa jendela dan pintu berderik akibat getaran tersebut.
Sedangkan di wilayah yang lebih jauh seperti Tanjung Redep dan Nunukan, gempa hanya terasa ringan dengan intensitas II–III MMI, di mana getaran terasa seperti truk besar melintas di dekat rumah.
Tidak Ada Laporan Kerusakan
Hingga saat ini, BMKG memastikan tidak ada laporan kerusakan signifikan akibat gempa tersebut. Infrastruktur penting seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik masih dalam kondisi aman. Meski demikian, pemerintah daerah tetap melakukan pemantauan terhadap kemungkinan retakan kecil pada bangunan di sekitar pusat gempa.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tarakan juga telah melakukan koordinasi dengan pihak kelurahan dan kecamatan. Mereka meminta masyarakat segera melapor apabila menemukan kerusakan, baik di rumah pribadi maupun fasilitas umum.
“Langkah cepat ini penting untuk memastikan tidak ada bahaya lanjutan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah pesisir atau dekat struktur bangunan tua,” ujar salah satu petugas BPBD Tarakan.
Gempa Susulan dan Aktivitas Seismik
Gempa magnitudo 4,4 ini ternyata bukan yang pertama. Menurut laporan BMKG, guncangan tersebut merupakan gempa susulan (aftershock) dari gempa utama berkekuatan magnitudo 4,8 yang terjadi beberapa hari sebelumnya di wilayah yang sama.
Hingga kini, BMKG mencatat telah terjadi delapan kali gempa susulan di sekitar Tarakan dengan kekuatan bervariasi. Meskipun tidak ada yang berpotensi tsunami, warga diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa lanjutan dengan skala kecil hingga sedang.
“Aftershock merupakan hal yang wajar setelah gempa utama. Namun biasanya intensitasnya menurun seiring waktu. Masyarakat tidak perlu panik, cukup waspada dan memperhatikan informasi resmi,” kata Khilmi.
Imbauan untuk Warga
Pihak BMKG dan pemerintah daerah mengingatkan masyarakat agar selalu mengutamakan keselamatan. Jika terjadi gempa serupa di masa mendatang, warga disarankan untuk segera keluar dari bangunan dan mencari tempat terbuka yang aman dari reruntuhan.
Selain itu, warga juga diminta untuk menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan darurat seperti air minum, obat-obatan, senter, dan dokumen penting. Kesadaran akan kesiapsiagaan ini penting untuk meminimalkan risiko apabila terjadi gempa lebih besar di kemudian hari.
Di sisi lain, BMKG menekankan agar masyarakat tidak menyebarkan informasi palsu di media sosial. Banyak hoaks beredar setiap kali terjadi gempa, termasuk kabar palsu tentang potensi tsunami atau prediksi waktu gempa berikutnya.
“Kami mengingatkan bahwa informasi resmi hanya dikeluarkan oleh BMKG. Jadi, masyarakat diharapkan memantau kanal resmi kami agar tidak termakan isu menyesatkan,” tambah Khilmi.
Kesimpulan dan Harapan
Peristiwa gempa di Tarakan ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat akan kerentanan wilayah pesisir Kalimantan Utara terhadap aktivitas seismik. Meskipun tidak berpotensi tsunami, kewaspadaan tetap menjadi kunci utama untuk mengurangi dampak risiko bencana.
BMKG bersama pemerintah daerah terus melakukan pemantauan dan analisis terhadap aktivitas Sesar Tarakan. Data ini nantinya akan digunakan untuk memperkuat sistem mitigasi bencana di wilayah pesisir dan padat penduduk.
Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak panik, dan selalu memantau perkembangan informasi resmi dari BMKG. Dengan kerja sama antara pemerintah, media, dan warga, upaya mitigasi gempa di Kalimantan Utara dapat berjalan lebih efektif.

Cek Juga Artikel Dari Platform iklanjualbeli.info
