Aktivitas Resiliensi Bencana sebagai Amal Saleh dan Upaya Memperbaiki Bumi
beritabumi.web.id Lembaga Resiliensi Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah kembali menyelenggarakan rangkaian Program Pelatihan dan Pendampingan Penguatan Kapasitas Organisasi untuk kawasan Indonesia Timur. Kegiatan ini berlangsung di Universitas Muhammadiyah Makassar (Unismuh) dan menghadirkan berbagai peserta dari lembaga serta wilayah yang berada dalam zona rawan bencana. Pelatihan tersebut bukan hanya agenda pembelajaran, tetapi juga bentuk komitmen Muhammadiyah untuk memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Pelatihan ini merupakan bagian dari program nasional Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Muhammadiyah. Kegiatan sebelumnya telah dilakukan di sejumlah wilayah Kalimantan dan diikuti oleh beberapa provinsi di Sulawesi. Pelaksanaan di Makassar menjadi langkah lanjutan dari upaya memperluas jaringan kesiapsiagaan dan memastikan seluruh lini organisasi siap merespons berbagai kondisi darurat.
Kerja Sama Kuat dengan Pemerintah dan Dunia Pendidikan
Ketua Disaster Management Center (MDMC) Muhammadiyah, Budi Setiawan, menyampaikan bahwa program ini dapat terlaksana berkat dukungan berbagai pihak. MDMC bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan melalui Direktorat PKLK yang memberikan sokongan penuh terhadap pelaksanaan pelatihan. Universitas Muhammadiyah Makassar juga berperan penting sebagai tuan rumah dan fasilitator.
Menurut Budi, kerja sama lintas institusi tersebut menunjukkan adanya kesadaran bersama tentang pentingnya membangun kapasitas ketangguhan bencana. Dunia pendidikan, pemerintah, dan organisasi sosial harus berjalan beriringan untuk memastikan masyarakat mampu bertahan di tengah risiko bencana yang terus meningkat.
Ia menegaskan bahwa pelatihan dan pendampingan seperti ini menjadi elemen penting untuk memperkuat kesiapan organisasi. Baik dalam hal struktur, prosedur, maupun keterampilan teknis. Sinergi antara pemerintah dan lembaga sosial mempercepat proses transfer ilmu, pengalaman, serta inovasi yang diperlukan untuk menghadapi bencana dengan lebih terorganisasi.
Mandat Muktamar dan Pentingnya Kesiapsiagaan Organisasi
Dalam sambutannya, Budi Setiawan mengaitkan pentingnya pelatihan ini dengan mandat Muktamar Muhammadiyah yang menugaskan MDMC sebagai koordinator utama kegiatan respons bencana di lingkungan Muhammadiyah. Mandat tersebut menjadikan MDMC sebagai lembaga yang bertanggung jawab tidak hanya saat bencana terjadi, tetapi juga dalam proses pendampingan, pencegahan, dan penguatan kapasitas masyarakat.
Menurut Budi, berbagai pengalaman penanganan bencana sebelumnya menunjukkan bahwa kesiapsiagaan organisasi sangat menentukan efektivitas respons yang diberikan. Tanpa struktur dan kemampuan teknis yang memadai, penanganan bencana akan terhambat dan dapat berdampak buruk pada masyarakat terdampak.
Karena itu, pelatihan kali ini dirancang untuk memperkuat kemampuan anggota MDMC dalam memahami manajemen risiko bencana, teknik evakuasi, koordinasi lapangan, pendekatan psikososial, hingga dasar-dasar komunikasi kebencanaan. Setiap materi memiliki peran strategis dalam melengkapi kesiapan organisasi.
Resiliensi Bencana sebagai Amal Saleh
Budi Setiawan menekankan bahwa aktivitas resiliensi bencana bukan hanya tugas organisasi atau tanggung jawab formal. Ia menyebut kegiatan ini sebagai amal saleh, yaitu bentuk ibadah yang memberikan manfaat besar bagi kemanusiaan dan kelestarian bumi. Menurutnya, kerja-kerja kemanusiaan seperti mitigasi bencana, edukasi masyarakat, dan pendampingan tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memperbaiki kondisi lingkungan.
Di berbagai wilayah, perubahan iklim menghadirkan tantangan baru seperti cuaca ekstrem, banjir tiba-tiba, dan kekeringan. Upaya menguatkan resiliensi masyarakat menjadi langkah penting agar generasi saat ini dan mendatang mampu bertahan terhadap berbagai risiko tersebut. Dengan demikian, aktivitas resiliensi bencana memiliki nilai spiritual sekaligus sosial.
Bekal Penting untuk Kawasan Indonesia Timur
Wilayah Indonesia Timur memiliki karakteristik geografis yang rawan terhadap bencana seperti gempa bumi, banjir bandang, cuaca ekstrem, hingga kebakaran hutan. Kondisi ini membuat penguatan kapasitas organisasi menjadi kebutuhan mendesak. Melalui pelatihan ini, peserta dari berbagai daerah mendapatkan bekal berupa strategi mitigasi, simulasi evakuasi, hingga manajemen tim respon bencana.
Pendampingan intensif dilakukan untuk memastikan setiap peserta mampu menjalankan peran secara efektif ketika kembali ke daerah masing-masing. Mereka diharapkan menjadi penggerak resiliensi di komunitasnya. Selain itu, pelatihan mampu membangun jaringan lintas wilayah sehingga koordinasi penanganan bencana dapat dilakukan lebih cepat apabila terjadi kondisi darurat.
Peran Perguruan Tinggi dalam Mendorong Kemanusiaan
Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai tuan rumah memiliki kontribusi besar dalam menyukseskan program ini. Kampus menjadi ruang yang ideal untuk menghadirkan pembelajaran, dialog, dan simulasi kebencanaan. Perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam pengembangan pengetahuan, riset, dan inovasi yang mendukung pengurangan risiko bencana.
Melalui keterlibatan kampus, mahasiswa dan civitas akademika dapat ikut serta dalam program kemanusiaan. Mereka dapat melihat langsung bagaimana organisasi seperti MDMC bergerak di lapangan. Pelibatan generasi muda menjadi bagian penting dalam menciptakan kader yang siap terjun dalam kerja-kerja kemanusiaan di masa depan.
Penutup: Membangun Bumi yang Lebih Tangguh
Pelatihan dan pendampingan yang digelar oleh LRB Muhammadiyah di Makassar bukan hanya rangkaian kegiatan teknis. Program ini menjadi simbol kesungguhan organisasi dalam memperluas jaringan kesiapsiagaan bencana. Melalui kerja sama berbagai pihak, kemampuan masyarakat dan lembaga akan semakin kuat menghadapi risiko.
Aktivitas resiliensi bencana adalah bentuk amal nyata yang dapat menyelamatkan nyawa, memperbaiki lingkungan, dan menjadi investasi bagi masa depan bumi. Dengan penguatan kapasitas organisasi, Indonesia diharapkan semakin tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman bencana di masa depan.

Cek Juga Artikel Dari Platform monitorberita.com
