Malaysia di Titik Kritis Penyalahgunaan Narkoba dan Vape

beritabumi – Pemerintah Malaysia tengah menghadapi tantangan serius terkait meningkatnya penyalahgunaan narkoba dan produk vape di kalangan masyarakat, terutama generasi muda. Laporan terbaru dari Badan Antinarkoba Nasional (NADA) menunjukkan tren penggunaan zat terlarang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, sementara konsumsi vape melonjak tajam seiring popularitas rokok elektrik yang dianggap lebih mudah diakses.

Data yang Mengkhawatirkan

Menurut NADA, jumlah kasus penyalahgunaan narkoba di Malaysia mencapai lebih dari 130 ribu pada 2023, naik sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Yang mengkhawatirkan, hampir 30 persen di antaranya berasal dari kelompok usia 15–29 tahun. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mencatat bahwa lebih dari 1,5 juta warga Malaysia saat ini aktif menggunakan vape, termasuk anak di bawah umur.

Generasi Muda Jadi Kelompok Rentan

Vape yang awalnya dipasarkan sebagai alternatif “lebih aman” dibanding rokok tradisional kini justru memicu kekhawatiran baru. Banyak remaja tertarik mencoba karena variasi rasa dan kemudahan mendapatkannya di pasar daring. “Masalahnya, sebagian besar cairan vape mengandung nikotin tinggi dan bisa menjadi pintu masuk ke narkoba,” ungkap Dr. Noor Hisham Abdullah, mantan Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia.

Respons Pemerintah dan Penegakan Hukum

Pemerintah Malaysia telah mengumumkan serangkaian langkah untuk menekan penyalahgunaan narkoba dan vape. Salah satunya melalui Rancangan Undang-Undang Kawalan Produk Merokok demi Kesihatan Awam yang mencakup regulasi ketat terhadap penjualan vape. Di sisi lain, aparat kepolisian meningkatkan operasi pemberantasan narkoba dengan menyasar jaringan pengedar lintas negara. Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution menegaskan bahwa Malaysia tidak akan berkompromi terhadap kartel narkoba yang memanfaatkan celah hukum.

Suara Masyarakat dan Aktivis

Aktivis kesehatan masyarakat menilai kondisi ini sudah berada di titik kritis. Mereka mendorong kampanye edukasi lebih agresif di sekolah dan universitas untuk mencegah generasi muda terjerumus. “Larangan saja tidak cukup. Anak-anak harus diberi pengetahuan tentang bahaya narkoba dan nikotin sejak dini,” kata aktivis kesehatan dari Malaysian Council for Tobacco Control, Sharmila Sekaran.

Tantangan ke Depan

Meski berbagai kebijakan sudah mulai diterapkan, Malaysia masih menghadapi hambatan besar, termasuk industri vape yang bernilai miliaran ringgit serta keterlibatan sindikat narkoba internasional. Para pengamat memperingatkan bahwa tanpa langkah konsisten dan kolaborasi lintas lembaga, situasi ini bisa semakin parah. Banyak pihak menilai, Malaysia kini berada di persimpangan antara mampu menekan krisis atau justru menghadapi generasi yang kehilangan produktivitas akibat kecanduan.

Dengan situasi ini, Malaysia dituntut untuk bertindak cepat dan tegas agar tidak semakin terjebak dalam lingkaran masalah kesehatan dan sosial yang lebih kompleks.

You may also like...